Minggu, 27 Mei 2012

Fly Away


          Ketika bintang mulai bernyanyi perlahan, lalu detik demi detik menghilang. Saat itu aku akan berdoa, semoga waktu berputar melawan arah, dan tak akan pernah ada luka.
          Tuhan biarkan yang tertulis semestinya perlahan berjalan, membiarkan satu persatu tawa yang ada tertahan. Menciptakan ribuan pertanyaan yang harusnya aku biarkan diam.
          Haruskah aku mengatakan bahwa di sudutmu aku mungkin lebih terlihat tak peduli, tapi di sudut dalam bagian yang lain nuraniku terkoyak perlahan. Jujur aku akui semua memang salahku, aku yang memulai, tetapi tak pernah bersikap dewasa untuk memperbaikinya.

          Waktu terlalu banyak berjalan, aku memang berubah dan kamu bilang kamu juga iya. Tahukah kamu berapa lama aku harus berusaha lupa, agar aku bisa terus hidup tanpa suara tawa dan tangis atas namamu yang tercipta. Meskipun aku mengingatnya, itu hanya berupa sebuah serpihan.
          Hingga aku akhirnya belajar dewasa bahwa cerita lebih dari sekedar menyimpan luka agar bisa kunikmati sakitnya, tetapi agar aku tetap bisa bertahan tanpa ada namamu lagi nantinya.
          Demi Tuhan, aku tetap manusia dimana rasa bersalah itu ada dan berusaha memperbaikinya. Terlambatkah aku? Kamu bisa saja mengatakan itu 'IYA', karena terlalu lama aku menghilang dan saat ini aku lebih suka menjadi pendiam. Sedangkan kamu harus selalu bertahan hari demi hari dengan salahku di masa yang kulewatkan.
          Mungkin seharusnya sekarang kamu bisa terbang, bukannya malah terpuruk dalam rasa yang terus menghilang. Karena katamu sayapmu tak seutuhnya bersamamu lagi.
          Tahukah kamu rasa bersalah ini mengoyakku perlahan, ketika mengetahui bahwa kamu masih hidup dalam cerita lama. Cerita yang perlahan tapi pasti membuatmu tak bisa berubah. Cerita yang seharusnya dengan mudah selesai, tetapi nyatanya malah masih membuatmu terluka. Cerita yang seharusnya di kubur dalam-dalam tetapi malah semakin terbuka adanya.
          Bolehkah aku membantumu untuk menyelesaikan semuanya. Agar akhirnya demi waktu yang tersisa aku sempat melihatmu tertawa. Tawa semestinya yang seharusnya sudah kamu nikmati bertahun-tahun yang lalu. Tawa yang semestinya sudah kamu tunjukkan dalam waktu yang terlewat perlahan. Tawa yang harusnya benar-benar tulus tanpa ada airmata yang tercipta.
          Karena seharusnya dongeng tentang peri berakhir dengan bahagia. Dan tak ada satupun cerita yang menceritakan bahwa akhir kehidupan terguyur airmata. Sayangnya ini tentang hidup Elf, dan mau tak mau aku terpaksa menelan tetesan embun yang berupa air mata agar aku sadar rasa sakitnya.
          Bisa jadi aku tak akan pernah bisa memasuki kehidupanmu lagi untuk membayar salahku yang dulu. Bisa jadi aku tak akan pernah bisa lagi memperbaiki hidupmu, atau sekedar memperbaiki sayapmu. Agar kau bisa terbang bebas menatap langit dan tertawa.

Here We Are


          Hanya biarkan aku berusaha menulis apa yang aku tahu tentangmu. Karena setelah itu bisa jadi aku tak akan pernah ada lagi di hidupmu. Pertanyaan demi pertanyaan selalu berputar di otakku.  Jika Tuhan mengizinkanku untuk mencintaimu apakah Dia juga mengizinkanku untuk memilikimu.
          Mungkin aku terlalu hina di mata manusia, sehingga para malaikat yang berdoa tak akan pernah mau menyampaikannya kepada Tuhan. Aku berubah, dan semakin berubah di setiap detik dimana kamu tak lagi menatapku, tak lagi memelukku atau tak lagi sempat mencium keningku.
          Segalanya berubah, aku bukan lagi bocah yang akan slalu menelan setiap ucapanmu. Aku telah tumbuh dan selalu belajar berfikir dewasa, bahwa kamu hanya makhluk egois yang seharusnya tak akan pernah aku puja. Apalagi di atas nama cinta.

\\
        Aku kehilangan banyak nama, entah mengapa suatu bahagia yang lebih dari tawa saat aku malah kehilangan namamu yang ada. Aku membencimu, mungkin itu alasannya. Alasan sederhana dimana aku lebih suka untuk diam, dan menikmati hari-hariku tanpa siapapun. Beberapa tahun yang lalu itu hanyalah sekedar memori lama. Dimana aku sudah tak pernah membutuhkannya lagi hanya demi cerita sampah. Cerita yang membuatku muak, bahkan ingin memuntahkannya. Bercampur dengan darah, bakteri, dan kuman-kuman di dalamnya.
          Aku akan melewati masa indah, tanpa pernah ada lagi dongeng yang berakhir bahagia. Ini hidup dan bukan hanya sekedar ada tokoh peri kecil di dalamnya. Ini hidup dan bukan hanya ada sayap-sayap yang membantumu menerbangkan ceritanya. Ini hidup dan tak akan ada hanya seonggok tawa dan permainan yang menyenangkan di dalam setiap kisahnya.
          Hanya biarkan derik waktu yang berjalan, menerbangkan tawa-tawa para dewa. Dengan setiap ke-egoisan cerita pelakunya. Dimana akhirnya sang dewa saling menyembah manusia. Manusia yang tiba-tiba bersayap, lalu membual janji dengan raganya. Manusia yang membual cinta lalu menjual setiap harga dirinya.
          Aku terkesima dengan setiap melodi-melodi nirwana. Dimana akhirnya aku lebih suka untuk membunuh alunan nyanyiannya. Dalam debu kecil yang tak akan pernah kau lihat, atau kau sadari, lalu perlahan berubah menjadi sesuatu yang berbeda di setiap nama-nama bintang. Aku menyebutnya tari surga dimana hanya akan ada Tuhan dan cinta Adam untuk Hawa yang tak akan pernah saling membunuh satu sama lain nantinya.
          Cinta yang indah yang menjadi cikal bakal adanya manusia, tetapi lucunya setiap manusia malah saling mengkhianatinya, Haruskah aku tertawa saat aku menyadari bahwa kamu juga menjadi salah satu pelakunya. Dimana atas nama sayang kita saling memuja, atas nama sayang kita saling menjaga, atas nama sayang kita bersama, dan atas nama sayang ke-egoisan kita bertambah. Harusnya jangan pernah biarkan setan di dalammu menyentuhku dalam nama Tuhan atau nama kitab-kitab agama yang tertulis. Seharusnya pula kamu tak perlu mengungkapkan semuanya dalam pesan yang setiap hari aku baca, Dimulai dengan kata cinta seperti malaikat lalu berganti dengan pesan yang berisi ajakan setan  seperti milik Lucifer.
          Haruskah aku yang memahamimu atau kamu yang seharusnya memahamiku. Karena aku sudah gerah dengan sikapmu. Percayalah pada Tuhan, dan aku akan menyembahmu, agar kau tahu bahwa cerita kita selama ini hanya sampah dan penuh dengan sisa-sisa busuknya belaka.

Selasa, 08 Mei 2012

I've Got Away


            Apa yang harus kukatakan padamu, saat aku melihatmu bahagia?
Di satu sisi aku ikut bahagia, karena kamu malaikatku.
          Tetapi tahukah kamu, ada bagian lain di dalam sini yang malah tersayat, apalagi saat melihat kamu lebih bahagia saat bersamanya.
          Tetapi menurutku, itu bukan salahmu tetapi seutuhnya salahku.
          Aku sendiri tahu, bahwa kamu masih menjagaku dan tak ingin sedikitpun melukaiku.
   Dan kita bisa apa? Waktu terus berjalan dan cerita hidup harus terus berputar.
          Kamu hanya melakukan apa yang menurutmu terbaik untukmu, untuk hidupmu dan untuk kisahmu. Kamu hanya mencari apa yang orang sebut bahagia, dan tak ada yang salah dari hal itu.
Sama denganku, dan untukku mungkin tidak sekarang, tetapi nantinya. Karena saat ini aku masih harus belajar berfikir dewasa bahwa suatu keputusan membutuhkan pemikiran.
          Entah mengapa aku lebih suka untuk memutuskan bertahan, apapun yang terjadi nantnya selama aku masih mengenalmu, selama aku masih merasakan nafasmu, selama aku masih suka melihatmu tertawa dibanding terluka.
            Mungkin aku yang bodoh, atau memang sisi lainku yang rapuh. Harusnya aku lebih bisa memahami kamu, dan lebih bisa mencerna kata-katamu. Bukannya malah menelan semuanya seperti dulu saat aku masih bocah.

           Atau mungkin dunia kita yang memang berbeda, sehingga aku harus membutuhkan waktu yang lama dan harus menyaksikan sendiri realita yang menurutku masih belum seratus persen nyata.
           Tuhan, biarkan aku menyadari bahwa saat ini hanya Kau lah satu-satunya yang peduli padaku. Buat aku lebih membuka mataku tentang sebuah cerita yang pernah aku miliki seutuhnya tanpa pernah ada luka. Tetapi mungkin itu berarti seandainya aku bisa.
           Pahamkah kamu bagian mana yang membuatku semakin suka menyidiri tanpa suara dan tawa. Aku sadar      kamu diluar sana, aku sadar kamu bahagia, aku sadar kamu mempunyai sebuah cerita yang membuatmu tertawa. Mungkin aku bisa menyentuhmu tanpa seutuhnya sadar bahwa itu bukan kamu.
          Sakit memang, tetapi entah kenapa aku lebih menikmati sakitnya. Karena mungkin memilih meninggalkanmu membuatku lebih sakit dari yang semestinya. Dan kamu tidak mengambil keputusan apapun dalam hal ini karena aku tahu kamu juga mengalami hal yang sama.
         Seandainya semuanya benar-benar selesai sekarang. Lalu kita memutuskan untuk mengikuti takdir Tuhan yang berjalan. Bolehkah aku akhirnya bertanya, siapa yang seharusnya merasa kehilangan? Aku atau Kamu?
         Hanya biarkan waktu berlalu dan aku akan memulai sebuah hidup yang baru. Benar-benar yang baru. Bisa jadi hidup itu benar-benar tanpamu dan dengan dia aku menghapusmu.
         Alasan sederhana, agar aku bisa tetap mencintai orang yang berdiri di sampingku nantinya, meskipun saat itu aku bertemu kamu. Lagipula, jauh di dalam sini aku masih menyayangimu. Sehingga aku tak mau melihatmu terluka hanya karena cerita lama.
         Cerita yang cukup hanya aku dan kamu yang menyadarinya, bagaimana sebenarnya kita tanpa perlu kita ketahui satu sama lain. Karena kita hanya sebatas saling berbisik pada diri kita tanpa pernah mengatakannya.



Sabtu, 18 Februari 2012

Ini Semua Tentang Kamu


Hai langit,

Malam ini aku kembali beranikan diriku untuk menatapmu.

Memperhatikan secara detail pola-pola rasi bintangmu.
Yang mereka ciptakan untuk kami, makhluk Tuhan yang bernafas dibawahmu.
******
            Tiga tahun yang lalu,sejak aku kehilangannya aku tak pernah mau lagi menatapmu.
Bahkan terkesan membencimu.
Karena aku sangat tahu,dia -yang meninggalkanku- amat memujamu,memuja bintang-bintangmu.
Dia hanya berbicara tentang kau dan bintang setiap waktu.

Mengajariku tentang betapa indahnya ciptaan Tuhan yang lain.

Yang tercipta untuk makhluk kesepian sepertiku.

Tetapi sejak ia pergi dari sisiku.

            Aku membencinya dan juga membencimu.
Karena setiap aku menatapmu,aku tahu bahwa dia juga pasti sedang menatapmu.

Karena setiap aku berbicara padamu,aku tahu bahwa dia juga pasti sedang berbicara padamu.

Karena setiap aku memperhatikan bintang-bintangmu,aku tahu bahwa dia juga pasti sedang memperhatikan bintang-bintangmu.

******

            Aku membencinya,karena dia meninggalkanku saat aku membutuhkannya.

Aku membencinya karena dia membiarkanku sendiri saat aku terluka.

Aku membencinya karena aku sadar kami terpisah tetapi tetap dibawah langit yang sama,tanpa pernah bisa aku menyentuhnya.

******

            Tetapi aku berjanji mulai saat ini semuanya tak lagi sama.

Aku berani memandangmu lagi seperti biasa.

Seperti hari-hariku yang sebelumnya.

Aku berani menatap bintang-bintangmu yang sempurna,yang akan melihatku tertawa setiap kali aku menatapnya.

Aku kembali berani berbicara padamu tanpa suara,

Tetapi tak lagi aku mau bercerita atau mengenang tentangnya.

********

            Mulai hari ini dan seterusnya akan berbeda,bahkan mungkin selamanya.

Tetaplah diam dan dengarkan,ini alasanku melakukan semuanya.

Alasanku mengubur segalanya sedalam-dalamnya.

Alasanku memulai sesuatu yang baru seindah-indahnya.

*******

            Aku mengenalnya,

Seseorang yang pernah aku cintai karena dia apa adanya,bukan karena dia sempurna.

Seseorang yang pernah aku puja karena dia berbeda,bukan karena ia sama seperti yang sebelumnya.

Seseorang yang pernah aku miliki karena dia yang selalu ada,bukan yang hanya ada saat aku tertawa.

Seseorang yang pernah aku tulis namanya karena dihidupku hanya ada tentangnya

*****

            Bisakah kau sampaikan kepada Tuhan yang sedang ada disurga?

Bahwa aku berterimakasih kepadaNya atas semua waktu yang ada.

Bahwa aku berterimakasih kepadaNya atas semua cinta yang tercipta.
Bahwa aku berterimakasih kepadaNya atas anugrahNya yang terindah yang pernah aku punya, yaitu DIA.

******

            Aku pernah bernafas,ketika separuh nafas ini dulu miliknya

Aku pernah bernyawa,saat separuh nyawa ini bersamanya

Aku pernah hidup,saat separuh dari cerita hidupku hanya dengan dia.

*******

            Tahukah kau?

Aku tak akan pernah mampu menyebut namanya,

Karena bagiku makhluk sepertinya tak pernah bisa disebutkan dengan nama manusia-manusia yang hina.

Kau boleh mengatakan aku irasional,berlebihan,atau mungkin gila.

Tapi ini nyatanya dan aku hanya menuliskan tentang fakta.

******
            Mungkin kau akan melakukan hal yang sama saat kau memilikinya.

Seandainya ada kata atau puisi yang lebih dari cinta, aku akan menyebutnya, memujanya, bahkan menganggungkannya saat dulu aku memilikinya dan masih bersamanya.


*******

            Tahukah kau?

Aku merasa satu-satunya yang bahagia saat melihatnya tertawa.

Aku merasa satu-satunya yang bernafas didunia saat aku mendengar kata darinya tentang cinta.

            Aku tahu aku mungkin buta.

Karena aku berani mengatakan padamu bahwa dia sempurna.

Dan dia tak pernah butuh sayapnya agar terlihat sempurna.
********

            Dia,Dia,Dia,

Pernahkah ia mengetahui bahwa rasa ini pernah ada untuknya?

Pernahkah ia menyadari bahwa disini pernah ada namanya?

Pernahkah ia melihat bahwa aku pernah disini tulus menyayanginya?

*******


            Aku hanya punya satu alasan mengapa aku mencintainya,yaitu karena aku tak pernah mempunyai alasan untuk membencinya.

*******

            Peduli setan tentang pernah berapa nama yang tertulis dalam hidupnya selain namaku.

Rasa itu dulu tetap utuh miliknya.

Peduli setan tentang berapa wanita yang ada dalam hidupnya.

Rasa itu dulu selalu hanya untuk dia.

******

            Dan sekarang kau mau aku menuliskan tentang apa?

Aku hanya serpihan-serpihan seorang pujangga.
Yang masih muak saat pria lain mengatakan cinta.
Dan lebih suka menyediri, tersenyum untuk melihatnya bahagia.
*******

            Jika kau ingin lebih mengenalnya,

Berbicaralah pada langit yang sama.

Maka kau akan tahu,mulai saat ini dan esok seterusnya.

Bahwa ia dan cintanya lebih dari sempurna.

Hingga tak pernah ada kata,cerita,puisi,prosa,atau sastra yang dapat dengan jelas mengungkapkannya.






Selasa, 24 Januari 2012

My Little Elf


          Hai Tuhan,
Kau mendengarkanku?
Ya,aku disini Tuhan.
Akulah satu dari milyaran makhluk kecilMu yang Kau ciptakan untuk tetap bernafas.
Tetapi bisakah Kau hentikan nafasku saat ini Tuhan?
Bisakah Kau biarkan aku bertemu denganMu diatas sana?
Bolehkah Tuhan?bolehkah aku meninggalkan tempat ini lebih cepat dari yang tertulis seharusnya?
Bisakah Kau ambil nyawaku secepat yang Kau bisa Tuhan?
Bisakah hal itu terjadi sekarang?
          Jika ya,aku hanya ingin satu hal Tuhan.
Aku ingin Kau biarkan aku pergi dari tempat ini secepatnya.
Aku sudah muak hidup dalam catatan hidup yang tertulis untukku.
Aku sudah lelah dengan semua tangisku yang aku lakukan saat aku bernafas disini sesuai dengan takdirMu.
          Benarkah takdir itu ada Tuhan?jika ya,apa yang akan terjadi padaku selanjutnya?matikah aku nantinya?jika ya kapan?aku harap saat ini Tuhan.
Aku putus asa untuk terus bernafas disini.
Aku putus asa untuk terus hidup tanpanya disampingku.
Tahukah Kau Tuhan dimana dia sekarang?
          Dimana Kau sembunyikan peri kecilku yang hanya satu-satunya?
Jika ya bisa Kau beri tahu aku dimana dia berada?
Aku hanya ingin memeluknya,mengatakan betapa aku sangat merindukannya,mencium keningnya lalu tak akan membiarkannya untuk pergi jauh lagi.
          Tak akan Tuhan,tak akan pernah ku biarkan sedetikpun dia pergi meninggalkanku sekali lagi,tak aku biarkan dia pergi dariku sedikitpun.
          Karena apa?karena aku membutuhkannya Tuhan,aku tak pernah bisa bernafas tanpanya,aku tak pernah bisa hidup tanpanya.
          Lebih dari berbulan-bulan yang lalu saat terakhir kali aku melihatnya,saat aku bertemu dengannya,saat aku menangis untuk memohon maaf darinya,agar dia tak pernah tinggalkanku sendiri.
          Tetapi aku bisa apa?aku telah menyakitinya Tuhan,aku telah membuatnya terluka,aku tak pernah bisa membuatnya bahagia,padahal hanya dia yang aku punya,hanya dia yang selalu ada,tapi apa jadinya?aku tak pernah menyadarinya jika ternyata aku membutuhkannya,aku tak pernah menyadarinya jika ternyata aku tak pernah bisa hidup tanpanya,aku tak pernah menyangka jika aku akan menjadi gila saat dia tak ada.

          Aku lebih bodoh dari yang ku kira,
Dan hari ini aku hanya bisa duduk menunggunya ada.
Meski aku sadar mungkin aku tak lagi bertemu dengannya.
Meski aku tahu aku tak lagi akan bisa duduk disampingnya,memeluknya dan mengatakan betapa aku menyayanginya.
Tuhan,
          Bisakah aku memintamu untuk meletakanku di surgamu,
Agar aku bisa melihatnya setiap hari dari atas sana.
Agar aku tetap bisa mendengar semua gelak tawanya
Agar aku tetap bisa tersenyum menatapnya.
Jika ia memang tak bisa kumiliki lagi seutuhnya
          Biarkan aku hanya bisa menatapnya tanpa pernah ia bisa menatapku
Biarkan aku hanya bisa mendengarnya tanpa pernah ia bisa mendengarku
Biarkan aku hanya bisa tersenyum melihatnya tanpa pernah ia tersenyum melihatku.
Aku lelah dan aku rapuh.
          Dan aku hanya bisa tersenyum ketika aku melihat senyumnya.
Aku hanya bisa tertawa saat melihat tawanya.
Dan aku hanya bisa bahagia saat melihatnya bahagia.



Last Love


How could I called you my Last Love?
if you still never realize that I'm standing here just for you.
          How could I said that you're my Last Love ?
if you still never realize that these missing pieces just for you.
          How could I'm sure that you're my Last Love ?
that you are still thinking about her at night in everyday morning.
          How could I believe that you're my LastLove ?
if you never understand how deep this feeling for you?
          Should I call you my LastLove ?
if you never know how I'm hurting 'cause you.
          Should I know that you're my Last Love?
if I'm not sure that you'll love me with all of your heart.
what now?
I don’t know,
I just let it flow,
I just follow like what God wrote down for me.
I just listen what God wishpered to me.
          But please listen to me.
I love you, more than everything ever I have.
More than everything ever I know.
          I wish that someday you know it, eventhough I realize that I couldn’t touch you anymore.
          I'm a dreamer,but so what?
I don’t care with what people think about me.
I don’t care about it.
I just learn how to tell the truth.
I just learn how to accept all of this.
          But now I'm tired
I'm quit Honey,
I'm stop.
          This pain is more than enough for me.
I don’t wanna let my tears falling down for you.
I'll open new things without you.
I'll spread my wings to fly away and forget all about you.
'cause this is my life and I don’t wanna it stuck on you.

Hai Dear..

          Hai Dear.
Apa kabarmu disana?baik-baik sajakah?
Aku yakin kau pasti baik-baik saja disana Dear,aku yakin kau akan selalu tersenyum meski tanpa pernah ada namaku lagi disana
          Dear,bisakah kau mendengarku?
aku ingin membagi cerita ini denganmu,
hanya denganmu Dear,karena aku tak bisa berbagi dengan siapapun lagi disini.
Dan aku lelah menyimpan semua sakit ini hanya untukku sendiri.
          Hari ini melakukan dosa yang seharusnya tak ku lakukan dengannya Dear,dosa terindah yang seharusnya hanya kubagi denganmu.Karena hanya kau yang selalu kupercaya bahwa kau lah cinta terakhirku.
          Aku menyayanginya Dear,hampir sama seperti saat aku menyayangimu.Karena aku tak pernah mungkin mencintai dua pria yang berbeda dengan cara yang sama.
Tetapi aku terluka karenanya Dear,dia menyakitiku,dan ini lebih dari sakit.
          Entah sebodoh apa aku sebenarnya,aku terluka,sama seperti saat kau meninggalkanku dulu.Tetapi aku tetap berdiri disampingnya saat dia rapuh,aku tetap berusaha ada untuknya saat dia terjatuh,dan saat dia kembali bangkit untuk terbang,aku kembali disini sendiri hanya menatapnya.
Dia menyebut nama lain yang membuatku selalu terluka dan aku hanya bisa menelan ludah.
          Dia menyembunyikan cintanya yang lain,cinta yang tak hanya untukku,aku mengetahui hal itu dan aku hanya bisa berpura-pura tersenyum menatapnya.
Aku terluka Dear,aku lelah,tetapi entah kenapa aku tak pernah punya alasan untuk tak ada saat aku melihatnya terluka.
Dear,
Aku salah kan dear?aku bodoh kan dear?
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkUu7wjgj-LtQZ6AhfXTGjHSvxXPBsixWe2sQ2e0yzP_iC22Rh-pwe-hvO2kvNTdpCq7nQGTXIP8O9LIw18CzfbuUPVa6ogRzq1VHuq62jmFqtqM4GgsIrTpTd_3W8Z12KZgmDorlnfEGY/s640/angels-falling-broken-feathers.jpg
          Aku lelah menangis untuknya,aku lelah menangis untuk ketiadaanmu disini,aku lelah harus menyimpan semuanya sendiri,aku lelah harus melakukan semuanya sendiri.
          Hari ini aku hanya bisa diam Dear,diam menangis tanpa air mata.Belajar percaya bahwa diatas sana ada Tuhan,meskipun separuh hatiku meragukannya.
Tahukah kau Dear,berapa lama sudah aku menyimpan semuanya sendiri?cukup lama dear,sejak kau pergi dari sini,dan sejak aku bertemu dengannya.
Aku tetap menyayangimu dear,tulus.
Aku mencintaimu,tulus.
Tetapi sejak kau pergi,aku menemukannya.
Dan tulusku berganti padanya,
          Aku memberikan semua yang aku punya untuknya,aku lakukan apapun untuknya,sama saat aku mencintaimu.
Tetapi sekarang aku hanya bisa diam,belajar bangkit menyembuhkan luka ini sendirian.
Aku lelah Dear,aku lelah,
          Tak ada lagi yang berdiri disini,berdiri disampingku,belajar memahamiku,belajar menerimaku,belajar untuk membagi segalanya denganku,belajar menyayangiku.
Aku lebih banyak memilih untuk diam sekarang, menatap segalanya yang ada sebelum akhirnya aku kehilangannya lagi.
          Aku lebih suka untuk diam Dear,mendengarkan semua kata-kata yang bisa aku dengarkan agar aku tetap bisa bernafas untuk melihatmu lagi.
Tetap berusaha bernafas,agar aku bisa melihatnya bahagia terlebih dahulu agar aku dapat ikut merasakan bahagia meski aku tahu disatu sisi aku terluka.
          Tetap bernafas untuk melihat dan menyadari akhirnya tak pernah ada lagi yang tersisa untuk aku punya.
Bisakah waktu ku ulang?
Lalu aku akan memilih untuk tak pernah bertemu dengannya.
Dengan orang yang membuatku terluka dan satu sisi bahagia.
Dengan orang telah membuatku bangkit perlahan dan membuatku terjatuh lebih keras.
Dengan orang yang membuatku terbang tinggi lalu membiarkanku terhempas kesakitan.
Dengan orang yang meneriakan sejuta kata cintanya untukku lalu menghapusnya tanpa pernah sadar aku juga tulus menyayanginya.
Dengan orang yang tak pernah membiarkanku pergi untuk melupakannya tetapi membuatku tertawa dalam tangisku.
          dan hari ini aku memilih untuk diam,diam dan menuliskan ribuan kata bangsat dalam hatiku sendiri.
Belajar membencinya,melupakannya,meninggalkannya,lalu membiarkan aku terluka lagi.
          Dear,
          Bisakah kau disini sejenak,mengajariku tentang bagaimana cara untuk berdiri tanpamu,lalu melupakannya sama seperti tanpamu dulu.
Karena aku lelah dear,lebih dari lelah.
Aku lelah dengan semua omong kosongnya,aku lelah mendengar kata yang bukan nyatanya.
Hari ini aku terdiam Dear,menatapnya lalu diam.
Setelah semua hal yang aku lakukannya dengannya aku hanya diam,menatapnya dan mengatakan aku mencintainya,tanpa perlu menunggu jawaban darinya.
Aku menjauh,lalu pergi.Memilih untuk sendiri dan tak bersamanya lagi.